Tari Remo merupakan bentuk tari tradisional asli Jawa Timur. Menurut Tri Broto tari Remo adalah suatu bentuk tari yang diugkapkan melalui getaran jiwa dan emosi penciptanya dalam menampilkan sifat-sifat dan pola gerak masyarakat melalui gerak anggota badan dan ruang yang ekspresif ysng dpontan (Wibisono, 1981:8). Asal mula Remo dari wilayah Jombang yang lahir dari teater tradisional dan pada tahun 1927, Durasim di Surabaya mengembangkannya yang selanjutnya disebut Sandiwara Ludruk dengan sajian tari dari pengembangan Seniti. Pada akhirnya seniti tersebut digunakan oleh Durasim lebih ekspresif dan dinamis yang dalam perkembangannya dikenal dengan Tari Remo. Hingga Remo mengalami perkembangan secara kualitatif maupun kuantitatif menyebar dan dikembangkan oleh para seniman dengan berbagai gaya masing-masing seniman. Di Surabaya Tari Remo menjadi sebuah tarian khas Kota Surabaya sebagai gambaran semangat juang arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah di medan perang.
Tari Remo saat ini memiliki beberapa versi pengembangan tariannya, salah satunya yaitu Tari Remo Gagrak Anyar yang diciptakan Bapak Sariono pada tahun 2005. Dalam penyusunan ragam gerak ini Sariono tetap bertumpu pada ciri khas Tari Remo sebelumnya seperti Remo Munali Fattah, Tari Remo Bolet Jombang, Tari Remo Malangan dan lain sebagainya. Pada awalnya Tari Remo Gagrak Anyar menggunakan iringan dari Tari Munali Fattah yang memiliki durasi sembilan menit. Setelah itu Sariono memdatkan kembali gerakannya menjadi enam menit dengan menambahkan motif gerak baru dan variasi gerakan dipermudah, serta membuat iringan baru yang di komposeri bapak Bambang Sukma Pribadi. Tari Remo Gagrak Anyar ini dapat ditarikan secara tunggal maupun kelompok.
Fenomena Tari Remo Gagrak Anyar menjadi tari massal berawal dari tahun 2010 dimana tarian ini di tarikan pada hari jadi kota Surabaya yang diikuti anak Sekolah Dasar se- Surabaya. Dengan adanya hal ini Tari Remo Gagrak Anyar menjadi materi bahan ajar seni tari pada jenjang Sekolah Dasar. Saat ini Tari Remo Gagrak Anyar masih menjadi sajian hari jadi Kota Surabaya secara massal dan di tarikan perwakilan anak Sekolah Dasar/ Sekolah Menengah Pertama se- Surabaya.